Selasa, 17 Juni 2008

Penggunaan Email, Messanger, Mailing List, dan Web dalam Pemerintahan: Why Not?


Teknologi informasi mengalami perkembangan yang luar biasa. Dapat dikatakan, abad ini (dan juga abad-abad yang akan datang) merupakan abad-abad informasi. Jika pendahulu-pendahulu kita hanya mengenal surat, radio atau telpon untuk berkomunikasi, maka di era internet sekarang ini kita sudah mengenal email, messenger, teleconference dsbnya.
Tulisan ini hanya untuk memberikan gambaran beberapa manfaat penggunaan email, messenger, mailing list, dan web dalam mendukung pekerjaan aparatur pemerintah.
Email
Merupakan singkatan dari electronic mail, yakni surat elektronik yang dikirim melalui jaringan internet, yang sebenarnya mirip dengan surat konvensional yang dikirim via pos.
Email ini bisa difungsikan untuk mengirimkan surat-surat kedinasan secara cepat dan akurat sampai ke alamat tujuan. Dikatakan cepat karena bisa terkirim hanya dalam hitungan detik, sedangkan akurat karena bisa langsung sampai ke alamat tujuan tanpa melalui perantara (orang ketiga).

Messenger
Merupakan media berkomunikasi (chatting), berkirim pesan, file, dokumen/naskah, gambar dan sebagainya, secara online dan murah.
Dalam dunia pemerintahan, dapat difungsikan untuk menjadi mediasi rapat (conference). Peserta (rapat) tidak perlu berada di satu tempat secara bersamaan, sehingga produktivitas kerja dapat ditingkatkan.

Mailing List
Adalah suatu tempat /forum berhimpun beberapa orang/group yang memiliki kesamaan visi, apresiasi terhadap suatu hal, hobi dan sebagainya dan sepakat untuk saling diskusi/bertukar pikiran.
Dalam dunia pemerintahan dapat dimanfaatkan oleh pegawai untuk saling bertukar pikiran/informasi mengenai suatu hal. Misal: Forum Diskusi Para Pegawai yang tergabung dalam Asosiasi Perencana Indonesia (API).

Web
Web atau website adalah situs berupa tampilan di internet yang dapat dikunjungi oleh pengguna internet. Dapat dimanfaatkan oleh pemerintah, antara lain: untuk penyebar luasan informasi, sebagai media promosi daerah, peningkatan partisipasi public, dan peningkatan minat investor.

Sistematika Pengembangan e-Government


Tulisan ini merupakan summary hasil diskusi kelompok diskusi Diklat TI yang dilaksanakan pada Hari Selasa Tanggal 17 Juni 2008 kemarin.
Secara umum, pengembangan e-government di setiap SKPD memerlukan beberapa tahapan, yakni sebagai berikut:
A. Persiapan
Pada tahapan ini diperlukan perencanaan yang matang di bidang, antara lain:
1) SDM, artinya menyangkut persiapan personil dari segi kuantitas dan kualitas. Konsep The right man on the the right place betul-betul harus diterapkan disini.
2) Budgetting, artinya perencanaan anggaran mutlak dilakukan secara cermat, karena pengembangan IT tentunya perlu investasi yang besar.
3) Peralatan/perlengkapan, artinya diperlukan perencanaan yang baik mengenai jenis peralatan yang akan dipergunakan, termasuk hardware (kualitas), software (originalitas), pemilihan ISP (kehandalannya), dan sebagainya.
4) Koordinasi, artinya perlu diadakan koordinasi yang intens antar pimpinan (top manager) sehingga akan terbentuk kesamaan persepsi bagi keberhasilan pengembangan IT.
5) Komitmen, artinya ada political will dan goodwill masing-masing pimpinan, termasuk menisbikan rintangan ego sektoral untuk pengembangan IT.
B. Pelaksanaan
Tahapan ini pada dasarnya adalah tahap eksekusi dari apa-apa yang sudah dipersiapkan pada tahapan perencanaan.
C. Pengawasan
Mengingat pembangunan e-government merupakan suatu proses, maka tahapan ini diperlukan, antara lain:
1) Untuk mengetahui apakah pelaksanaan pembangunan e-government sudah sesuai dengan perencanaan?
2) Untuk mengadakan tindakan korektif/perbaikan
3) Untuk mendapatkan umpan balik (feedback).

Demikian beberapa simpulan yang berhasil dihimpun sebagai hasil dari kegiatan diskusi tersebut. Terima kasih.

Mengembangkan Diri Vs Meninggikan Diri


Mengembangkan diri dan meninggikan diriadalah dua sikap mental ygbisa jadi salah satunya, baik secarasadar atau pun tidak, melekat pada diri kitasendiri atau pd orang2 yg sehari2 kitajumpai di sekitar kita. Trus, apabedanya ya?
Hmm, sekedar sharing mgk kira2 begini.Shortly, si pulan bisa dikatakan sukamengembangkan diri jika selalu berusahado the best thd apapun bidang yg sedangditekuninya. Tidak kenal lelah, kreatif, inovatif danselalu merasa dirinya harus belajar danbelajar adalah sikap terpuji lain yg dimilikinya. Orientasinya memang fokus padapeningkatan kualitas diri tnp adaembel2 untuk sekedar mencari pengakuan, penonjolan diri, apalagi bersifat riya.Kesuksesan/ keberhasilan yang tlh danbakal digenggamnya seperti misalnya:status sosial (dan akademik), derajatkekayaan dan sgl sst yg berbau materihny dianggapnya sebagai bonus/buah drkerja kerasnya tnp perlu ada keangkuhandan tetap mengingatnya hanya sbgtitipan belaka yg harus disyukuridengan sebenar2nya syukur.
Hal yang sebaliknya dari apa2 yg tlhdisebut di atas adalah disandang olehsi pulan2 yang suka meninggikan diri.Mereka2 ini memang suka bekerja kerasjuga untuk memperoleh apapun impian mrkyg bersifat materi, namun biasanyadimotivasi oleh semangat utama untukmendapatkan pengakuan keduniawiaan ygbersifat semu. Status (sosial,kekayaan ) bagi mereka perlu dikejar.Pontang- panting kesuksesan mereka buruagar hanya bisa bertepuk dada sambilbilang: "nih guwa". Terkesan congkakdan cenderung melupakan eksistensi dirisih. Dalam kenyataanya, org2 spt inimemang pny karakter awal yg mgkcenderung terlalu tinggi menilai dirisendiri (dan secara bersamaan mgkterlalu rendah memandang org lain).Wallahu'alam.
Nah, sekedar bahan renungan kira2 kitamasuk golongan mana ya? Srius bangetsih hehe...

Salam,

Senin, 16 Juni 2008

The Poor Bekantan


Siapa yang tidak kenal bekantan, yang menjadi maskot Provinsi Kalimantan Selatan? ‘Saudara’ kita ini memiliki Bahasa Latin nasalis larvatus dikenal juga dengan sebutan kera Belanda, bekara, raseng, pika, dan bentangan. Bagian wajah bekantan berwarna merah kecoklatan dan tidak berbulu, sedangkan pada bayi wajah berwarna biru tua (Napier dan Napier, 1967). Kera jantan berhidung besar ini diberi nama setempat bekantan atau Kera Belanda karena mirip dengan Orang Belanda yang terbakar sinar matahari (MacKinnon, 1986).
Populasi hewan berhidung panjang ini, khususnya di Pulau Kaget Kalimantan Selatan (Kalsel) dari tahun ke tahun terus menurun akibat pengrusakan lingkungan yang dilakukan orang-orang tidak bertanggungjawab.
Data Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalsel yang diperoleh, Rabu, menyebutkan bahwa saat ini populasi hewan hidung panjang di pulau itu hanya tersisa 100 ekor.
Padahal, hasil penelitan Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) Banjarmasin pada tahun 1997 menyebutkan populasi bekantan di daerah tersebut masih 304 ekor.Kepala BKSDA Kalsel, Amir Hamzah K., mengatakan penurunan populasi bekantan di Pulau Kaget tersebut terjadi akibat kerusakan alam di daerah tersebut. Selain itu, beberapa tongkang batu bara selalu menabrak pulau tersebut saat akan tambat sehingga mengusik kehidupan hewan yang terkenal sangat pemalu itu.
Diduga karena selalu terganggu, akhirnya bekantan-bekantan tersebut lari atau pindah ke lokasi yang lebih aman. Apalagi pada saat musim kemarau lalu, pohon-pohon yang ada di daerah tersebut meranggas sehingga tidak ada tempat yang nyaman untuk hidup bekantan.
"Banyak bekantan yang telah lari karena merasa terganggu oleh kegiatan warga sekitar, diantaranya akibat tongkang batu bara, selain karena faktor alam akibat pohon yang meranggas," katanya.
Secara keseluruhan, populasi bekantan di Kalsel saat ini masih mencapai sekitar 5.010 ekor yang tersebar di beberapa hutan atau cagar alam di beberapa daerah Kalsel.Daerah-daerah yang kini masih terdapat populasi bekantan yaitu di cagar alam Selat Sebuku Kabupaten Kotabaru, terdapat 3.500 ekor, swaka margasatwa Pelaihari Kabupaten Tanah Laut (Tala), 1.200 ekor.Selain itu, di Kuala Lupak Tabunganen Kabupaten Barito Kuala, 150 ekor, Pulau Kaget, 100 ekor, di taman wisata alam Pulau Kembang 10 ekor dan Pulau Bakut 50 ekor.
Jumlah tersebut jauh lebih kecil dibanding populasi bekantan tahun-tahun sebelumnya.Mengantisipasi terhadap berkurangnya populasi hewan dilindungi tersebut, BKSDA bekerjasama dengan masyarakat telah membuat kayu tambatan mengelilingi Pulau Kaget, sehingga tongkang batu bara tidak lagi menabrak lokasi berkembangbiaknya hewan khas Kalimantan itu.
Sungguh malang nasib ‘saudara’ kita ini. Let’s love and save them!

Dikutip dari: Antara News, Wikipedia dan Banjarmasin Post (31 -10 -2007)

Diklat IT Oke


Tulisan ini dibuat ketika sedang mengikuti Diklat Teknis Teknologi Informasi bagi Aparatur Pemprov. Kalsel yang dilaksanakan selama enam hari efektif, terhitung sejak tanggal 12 Mei hingga 18 Mei 2008 besok, di Kampus Badan Diklat Daerah Prov. Kalsel Jl Panglima Batur Timur Banjarbaru. Sejatinya, tulisan ini memang ditujukan untuk memenuhi tugas dari salah satu fasilitator (hehe).

Dilihat dari namanya saja, diklat ini sudah mampu menarik animo banyak para pegawai, yang sebagian besarnya terkenal malas jika ditugaskan mengikuti diklat, termasuk diriku (hiks). Ternyata tidak salah, diklat ini memang oke punya. Banyak tambahan pengetahuan dan pengalaman specially di bidang IT (atau TI ya?!) yang dikemas secara apik dan di-sharing dengan logis sistematis oleh dua fasilitator, Mas Wahyu dari Rajawali Duta Komputer dan Mas Bambang Hendrawan dari Balitbang Depkominfo (makasih untuk kalian berdua ya). Pokoknya mulai dari pengenalan, dasar kerja, fasilitas dan etika ber-internet hingga konsep e-government serta disain dan pembuatan web, google earth dan banyak lagi yang lainnya, dibabat abis dan dipaparkan secara lugas dan sabar oleh mereka. .

Bukan kecap sembarang 'ngecap', tapi diklat IT memang okeee (tuh e-nya sampe tiga biji hehe...). Bagiku, mengikuti diklat ini adalah suatu kebanggaan dan kesyukuran tersendiri. Irian burungnya cendrawasih, sekian dan terima kasih.